Untuk Tugas Mata
Kuliah Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi
Dosen Pengampu :
Akhirul Aminulloh. S.Sos., M.Si
Disusun oleh:
MOH. FA’IZ
2011230022
PROGRAM STUDI
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2013
Kata pengantar
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah kepada saya sehingga
pada kesempatan kali ini bisa menyelesaikan tugas akhir dari mata kuliah
metodelogi penelitian komunikasi dengan
judul ” Peran Media Cetak di Era Perkembangan Teknologi Komunikasi” dengan baik
dan lancar kendati dalam proses penyelesaiannya menemukan berbagai rintangan
yang mau tidak mau saya harus hadapi dengan sabar dan bijaksana.
Dan yang kedua kalinya, shalawat dan salam
tetap saya curahkan kepada sang teladan ummat, Nabi Muhammad SAW. Yang telah
berhasil membawa kita dari lubang kegelapan menuju arah yang terang benderang
Proposal
ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, sebagai orang berjuang menuju
kesempurnaan dan haus akan ilmu pengatahuan, maka kami mengharap kepada pembaca memberikan saran dan
kritik konstruktif sebagai acuan untuk memperbaiki penulisan dan penyusunan
tugas selanjutnya.
Malang, 14 juli 2013
.
Penyusun
Daftarisi
Hal
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
......................................................................................................i
DAFTAR ISI
...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1
Latar Belakang Masalah …….………………………………………………….... ...1
1.2
RumusanMasalah…………………………………………………………………….5
1.3
Tujuan Penelitian …………………………………………………………………..5
1.4
Manfaat Penelitian
………………………………………………………………....6
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA………………………………………………………..7
2.1 Landasan Teori .……………………………………………………………………........7
2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………….................................20
2.3 Kerangka Pemikiran .........…………………………………………………................20
Bab III METODE PENELITIAN
…………………………………………………….......22
3.1 Jenis Penelitian…..........……………………………………………………..…….......22
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian…..................………………………………………......23
3.3 Sumber Data
..............................................................................................................................9
3.4 Teknik Pengumpulan Data
.........................................................................................................24
3.5 Keabsahan Data
........................................................................................................................25
3.6 Pemilihan Subjek Penelitian
.....................................................................................................25
3.7 Teknik Analisis Data
.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tak pernah luput dari proses
komunikasi. banyak cara yang dilakukan oleh manusia dalam proses komunikasi.
Mereka menggunakan kata maupun lambang dan kemudian diinterpretasikan sesuai
makna yang disepakati bersama. Komunikasi telah lama ada, bahkan saat
dimulainya peradaban manusia. Mereka-manusia purba- menggunakan isyarat tubuh
dan gambar-gambar di dinding gua dalam berkomunikasi. Fase perkembangan
komunikasi manusia mulai mencapai titik terang saat bangsa Cina berhasil menemukan
kertas sebagai media komunikasi pada tahu 105 M. Internet yang mudah diakses
saat ini merupakan buah hasil dari jerih payah manusia dalam mengembangkan
komunikasi. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan signifikan terjadi
saat manusia menemukan media cetak sebagai sarana berkomunikasi.
Media cetak telah berperan penting dalam peradaban manusia.
Berbagai peristiwa bersejarah tak lepas dari pengaruh media cetak. Perang Dunia
II pada tahun 1939 banyak mengikutsertakan media cetak di dalamnya. Media cetak
digunakan sebagai sarana propaganda. Banyak negara yang terlibat perang
menggunakan media cetak berupa Koran dan selebaran untuk mempengaruhi pihak
kawan maupun lawan. Sangat efektif. Sehingga pada akhirnya banyak pihak yang
mengusung perdamaian karena terpengaruh konten dalam media cetak tersebut.
Peran media cetak pada saat itu sangat vital. Hingga Napoleon Bonaparte
mengatakan, wartawan itu cerewet, pengecam, penasihat, pengawas, penguasa, dan
guru bangsa. Empat surat kabar musuh lebih aku takuti daripada seribu bayonet
(Rakhmat,1993:21).
Indonesia turut merasakan pengaruh luar biasa dari adanya media
cetak. Zaman penjajahan-yang keras dan ganas-dapat dikalahkan dengan ‘peluru’
kata-kata yang terdapat dalam media cetak. Para elit politik dan pemimpin
menyuarakan semangat mereka dan mengajak seluruh rakyat melawan penjajah yang
disebarkan melalui media cetak. Hasilnya tepat. Indonesia bersatu; Indonesia
bangkit; Indonesia melawan para penjajah dan mengusir mereka dari negeri
tercinta.
Media cetak juga turut menyumbangkan perannya dalam reformasi.
Turunnya presiden Soeharto dari kursi kepemimpinannya tak lepas dari pengaruh
media cetak. Para wartawan gencar ‘menyerang’ pemerintah lewat koran pagi dan
sore. Mahasiswa melontarkan kata-kata perjuangan yang disuarakan lewat media
cetak. Rakyat Indonesia membaca. Semua sadar dan terhentak. Dan ajakan lewat
media cetak itu membawa Indonesia pada gerbang reformasi.
Media cetak kian menunjukkan eksistensinya di dua dekade terakhir.
Tiada peristiwa penting yang terlewatkan oleh media cetak. Semua tertulis.
Media cetak menjadi saksi bisu atas peradaban manusia, juga atas perkembangan
Indonesia. Terdapat banyak produk media cetak yang beredar di kalangan
masyarakat. Koran sudah tentu menjadi primadona. Belasan, bahkan puluhan
perusahaan percetakan koran yang bersaing mendapatkan hati masyarakat. Banyak
yang mulus, namun tidak sedikit yang berhenti turun cetak karena kurangnya
biaya operasional. Itu hukum alam.
Pengaruh yang begitu besar
dimiliki oleh media cetak. Seperti dijelaskan Haris Sumadiria dalam Jurnalistik
Indonesia, media cetak memiliki lima fungsi utama: informasi, edukasi, koreksi,
rekreasi, dan mediasi. Fungsi itulah yang membuat media cetak begitu
berpengaruh bagi masyarakat luas. Media cetak dapat membentuk karakter
seseorang melalui pesan-pesan yang disampaikan. Terlepas dari pengaruh baik dan
buruknya, media cetak tak ubahnya seperti sebilah pisau yang dapat digunakan
sesuai niat si pemegangnya. Kemahapengaruhan media cetak menjadi megnet tersendiri
bagi sebagian orang. Tak sedikit yang menyalahgunakan media cetak untuk
kepentingan individu, yang meninggalkan nilai-nilai dari media cetak itu
sendiri.
Media cetak telah banyak memberi kontribusi dalm perkembangan
zaman. Peran media sebagai kontrol sosial juga terbukti. Media cetak mampu
meredam, bahkan memicu amarah masyarakat terhadap suatu hal. Namun kehebatan
media cetak lambat laun mulai tersaingi oleh media elektronik yang semakin
canggih. Onong Uchjana dalam Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi, mengatakan,
media elektronik memiliki kemampuan memikat perhatian kahlayak secara serempak
dan serentak. Itu efek dari media elektronik yang memuat banyak sekali hiburan
sehingga mudah mendapatkan tempat di kalangan masyarakat. Media
elektronik-radio dan televisi- sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Itulah
sebabnya media elektronik lebih mudah mempengaruhimanusia dalam hal-hal
tertentu.
Media online atau biasa juga disebut portal berita kini semakin menjadi ancaman bagi koran dan media cetak lainnya karena seiring perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan internet juga mendorong masyarakat untuk mengakses media online. Media online semakin mudah diakses karena tidak hanya lewat computer, tapi dapat melalui telepon genggam atau gadget lainnya. Sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono, mengatakan, Saat ini dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 23 persen diantaranya telah menjadi pembaca setia beragam media online dan akan terus berkembang (Republikaonline.com).
Media online atau biasa juga disebut portal berita kini semakin menjadi ancaman bagi koran dan media cetak lainnya karena seiring perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan internet juga mendorong masyarakat untuk mengakses media online. Media online semakin mudah diakses karena tidak hanya lewat computer, tapi dapat melalui telepon genggam atau gadget lainnya. Sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono, mengatakan, Saat ini dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 23 persen diantaranya telah menjadi pembaca setia beragam media online dan akan terus berkembang (Republikaonline.com).
Dalam kondisi seperti ini, media cetak mulai merasa terancam
keberadaannya. Bayang-bayang gulung tikar menghampiri. Mereka-para
penerbit-khawatir pembaca setia mereka beralih ke media online yang sedang naik
daun. Mereka takut sejarah dan jasa yang dibuat oleh media cetak akan segera
dilupakan oleh masyarakat.
Realita yang ada memang mengancam para penerbit media cetak. Namun
hal itu tak lantas membuat mereka berbondong-bondong beralih ke media online.
Media cetak kuat. Punya karakter yang khas. Itu yang membuat sebagian besar
masyarakat lebih memilih media cetak daripada media online. Berita yang jelas,
lengkap, dan terperinci menjadi nilai lebih dari media cetak. Kolom-kolom
berita pada media cetak yang mengupas tuntas suatu masalah selalu dinanti
masyarkat. Selain itu, berabad-abad media cetak telah mengiringi perkembangan
peradaban manusia, sehingga tak mudah untuk dilupakan.
Media online memang menjianjikan. Dia cepat, hangat, dan kontinu.
Namun berita itu hanya dapat diakses dengan menggunakan alat canggih. Tidak
semua masyarakat miliki itu. Berita pada media online hanya dapat dinikmati
kalangan tertentu: mereka yang dekat, dan mengerti teknologi. Sedangkan yang
tidak? mereka tetap setia menggunakan koran sebagai jendela berita ditemani
kopi dan gorengan di pagi hari. Pengakses media online tersebut adalah
minoritas, sebagian besar lainnya masih lebih memilih media cetak. Itu
disebabkan faktor teknologi yang tidak merambah seluruh lapisan masyarakat,
hanya sebagian kecil saja. Kendati demikian, media cetak telah melakukan
antisipasi dini. Mereka mulai membuat media online untuk mendampingi media etak
yang mereka terbitkan. Antisipasi kmungkinan terburuk yang akan terjadi: media
cetak tertelan zaman teknologi yang canggih.
1.2
Rumusan masalah
1.
Bagaimana peran
media cetak di tengah kemajuan teknologi khususnya di tengah keberadaan media
online saat ini?
2.
Bagaimana
kondisi media cetak di tengah keberadaan media online yang semakin banyak
diminati masyarakat?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui peran media cetak di tengah kemajuan teknologi khususnya di tengah
keberadaan media online saat ini
2.
Mengetahui
media cetak di tengah keberadaan media online yang semakin banyak diminati
masyarakat
1.4
Manfaat
1.
Manfaat bagi
universitas hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan pembendaharaan literatur
bagi mahasiswa ataupun dosen berkaitan dengan materi perkualiahan jurnalistik
2.
Sedangkan bagi
instansi, penelitian ini bisa bermanfaat sebagai referensi kenyataan di
lapangan bagaimana peran dan kondisi media cetak di tengah marakanya media
online yang ada di masyarakat
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1
Defenisi Media
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami
bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Secara umum
media merupakan alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Menurut Santoso
S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media adalah semua bentuk perantara yang
dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.
2.1.2
Defenisi Media Cetak
dan Sejarahnya
Bagi
masyarakat masih dipahami secara sempit. Banyak orang beranggapan bahwa media
cetak sama dengan pengertian surat kabar atau majalah. Padahal, jika diurai
maknanya secara mendalam, media cetak tidak terbatas pada dua jenis media itu
saja.
Secara harfiah pengertian media cetak
bisa diartikan sebagai sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat
dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis.
Dari pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media
yang di dalamnya berisi informasi yang didalamnya terkait dengan kepentingan
masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu saja.
Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat
di samping media eletronik dan juga media digital. Dan di tengah dinamika
masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal
dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media
digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih
konsumen yang menantikan informasi yang dibawanya.
Dari pengertian media cetak tersebut, nampak ada keunggulan media
ini dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan sebuah
informasi secara detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan
digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan informasi. Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat
sepotong dan berulang-ulang.
Lepas dari zaman tulisan
muncullah Era Komunikasi Cetak. Sebelum abad ke-15 orang-orang Eropa
memproduksi buku-buku dengan menyiapkan manuskrip berupa Salinan yang di cetak
dengan menggunakan tangan.Walaupun hal demikian merupakan perkembangan bagus
dalam dunia tulisan, proses tersebut tidak lepas dari kesalahan. Cetakan
membawa perubahan fantasi. Ratusan bahkan ribuan buku tertentu dapat di
produksi dengan cepat dan tepat.
Menurut Apriani (2012), “Johannes Gutenberg(1398-1468)
adalah orang pertama yang menggunakan mesin cetak dengan model baja yang dapat
bergerak, menggunakan huruf-huruf individual dan bukan lagi dengan sebuah plat
yang berisi huruf-huruf yang komplit yang dapat digunakan lagi pada kombinasi
huruf yang berbeda”. Maka sejak saat itu, ribuan kopi hasil cetakan dapat
dicetak dengan biaya yang relatif murah. Berbagai hasil cetakan Alkitab dan
karya religius lainnya beredar dan berperan penting pada penyebaran Reformasi
Protestan pada abad ke-16, yang juga pada gilirannya membuat semakin banyak
orang atau masyarakat menjadi melek huruf.
Produksi masal
hasil cetakan ini membuat permintaan akan lembaran berita dalam bentuk cetakan
semakin meningkat di kalangan masyarakat. Hal ini akhirnya memunculkan
pencetakan koran. Benjamin Harris menjadi orang pertama di Amerika yang
menerbitkan koran bernama “Public Occurences” pada tahun 1690. Lalu, pada tahun
1839, Daguerre menggunakan mesin cetak untuk fotografi yang digunakan di dalam
Koran (Aprilia, 2012).
Di Cina dan Jepang teknik
percetakan sudah dimulai dari abad ke-8 itu baru memakai metode yang dikenal
sebagai percetakan balok, yaitu balok kayu berukir yang bisa digunakan untuk
mencetak satu halaman tunggal dari suatu teks khusus. Pada permulaan abad ke-15
orang Korea telah menciptakan satu bentuk yang dapat digerakkan dengan apa yang
telah dijelaskan oleh ilmuwan Prancis Henry Jean Martin sebagai suatu
kemiripan yang hampir bersifat khayal dengan apa yang dibuat Guttenberg (Sabrina,
2012).
Awalnya Guttenberg sendiri
heran bahwa percobaannya bisa melipatgandakan jumlah cetakan. Akan tetapi dia
khawatir penemuannya akan dianggap orang lain sebagai tiruan murah dari tulisan
tangan. Kemudian dia melakukan proyek pertaman kali dengan mencetak Injil dan
ternyata percobaannya sungguh luar biasa.
Praktik mencetak kemudian
menyebar di seluruh Eropa melalui penyebaran para pencetak orang Jerman.Pada
tahun 1500 saja percetakan telah dididirikan lebih dari 250 tempat di Eropa, 80
di Itali, 52 di Jerman dan 43 di Prancis.Awal abad ke-16 baru saja dimulai.
Mesin cetak Guttenberg telah mampu mencetak dan melipatgandakan cetakan yang
dapat dipindah dan mampu mencetak ribuan salinan buku cetak diatas kertas.
Mereka menerbitkannya kedalam bahasa Eropa dan bahasa lain.
Pada akhir abad ke-19 menjadi
jelas munculnya beberapa media cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah
yang digunakan secara luas oleh masyarakat. Menurut ahli Sosiologi Amerika
Charles Horton Cooley baru menyatakan ada beberapa faktor yang membuat media
baru lebih efisien daripada proses-proses komunikasi pada masyarakat
sebelumnya.
Qohar (2012), dalam tulisannya mengenai Sejarah Komunikasi
Cetak, mengatakan bahwa “Media baru tersebut lebih efektif sebagaimana yang
dikatakan Charles Horton
Cooleysebagai: Pertama, membawa perluasan gagasan dan perasaan. Kedua, mengatasi waktu. Ketiga, mengatasi
ruang dan Keempat, jalan masuk
ke kelas-kelas yang ada dalam masyarakat”.
Sebelum kemunculan mesin cetak, perkembangan komunikasi
sangatlah lambat. Buku-buku dijual limited
(terbatas), sehingga hanya beberapa orang yang dapat memiliki sebuah buku.
Ini terjadi karena dulu membuat buku hanya dengan menggunakan cara manual,
yaitu dengan kedua tangan manusia, yang paling menentukan berkembangnya media
cetak adalah media cetak itu sendiri. Semakin maju, maka hasilnya pasti akan
semakin bagus.
Di Indonesia, era yang sangat berguna dan berkembang
adalah era komunikasi cetak. Hal ini disebabkan karena di Indonesia saat jaman
penjajahan dulu, menggunakan media cetak dan media radio untuk mengumumkan
kemerdekaan. Tidak hanya itu, dengan adanya komunikasi cetak, kita dapat
belajar menggunakan buku, membaca sebuah novel, mendapat ilmu pengetahuan dari
sebuah Koran dan lainnya (Sandi,
Mesin cetak semakin lama semakin berkembang sehingga
mesin cetak yang awalnya rumit dan berat sekarang dapat dimiliki oleh kaum awam
yang biasa kita kenal sebagai printer. Benda ini pun berevolusi
dari berpita tinta hitam,
sehingga hanya memungkinkan pengguna untuk mencetak dalam
spektrum warna hitam-putih, kini bahkan bisa mencetak foto digital dalam
spektrum warna yang beraneka seperti CMYK, RGB, dll. Bentuknya juga berubah
dari printer dengan tombol putar yang besar dan berisik; menjadi printer
yang dilengkapi dengan scanner dan beberapa menambahkan
fasilitas fax
untuk kemudahan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa mesin cetak yang
awalnya rumit dan tidak efektif telah berevolusi menjadi lebih mudah dan
praktis untuk dioperasikan sehingga bisa digunakan oleh khalayak umum.
Jenis produk media cetak juga bertambah, dari awalnya
hanya berupa koran lembaran dan buku dengan tinta hitam-putih berbahan mudah
sobek dan bisa mengotori tangan, kini sudah dilengkapi dengan halaman full colour
di atas kertas mengilap dan bersih walau terasa lebih berat ketika dipegang
terlalu lama. Contohnya majalah, tabloid, novel, komik, brosur, katalog, dll.
2.1.3
Peran dan Funsi
Media Cetak
Walaupun perkembangan teknologi informasi
kian melesat, namun sistem komunikasi cetak masih digemari sampai
sekarang.Industri yang paling mengandalkan media cetak saat ini adalah
jurnalisme dan periklanan. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak media massa yang
menyediakan fasilitas online
karena cepat, praktis, sekaligus efektif; namun informasi yang disediakan media
cetak lebih detail sehingga nilai beritanya lebih mendalam, yang membuat
kebanyakan orang lebih memilih media cetak daripada media online yang menawarkan lebih banyak
kemudahan.
Sesuai dengan
fungsinya sebagai media komunikasi, jenis-jenis media cetak seperti surat
kabar, majalah, poster, flier, novel, buku, tabloid,
dll., memerlukan sumber informasi yang memiliki kemampuan-kemampuan yang baik
dalam berbahasa yang baik, menulis dengan menarik, dan menguasai peralatan
sehingga dapat membuat pesan yang disampaikan dapat ditangkap maknanya oleh
pembaca dari segala golongan tanpa membuat persepsi yang berbeda akibat segala
macam gangguan (baik semantik, perbedaan SARA, dll.) dalam saluran media cetak.
Komunikasi
massa adalah sebuah konsep yang diambil dari komunikasi cetak. Komunikasi massa
sendiri hanya dilakukan oleh majalah dan surat kabar sampai pada akhir abad ke
19, sedangkan media massa lainnya pun belum lahir. Tetapi sekarang majalah dan
surat kabar telah mengalami kemajuan sangat pesat seiring dengan perkembangan
teknologi yang telah semakin canggih. Kalau pada awalnya majalah dan surat
kabar hanya dicetak menggunakan tinta hitam saja, namun sekarang sudah
menggunakan dengan bermacam-macam warna atau bisa disebut full-colour. Percetakan yang sudah semakin berkembang dan maju
sudah membuat bentuk majalah dan surat kabar menjadi semakin indah dan baik,
ditambah teknik penulisan dari isi redaksionalnya juga semakin baik pula.
Sedangkan
teknik percetakan jarak jauh adalah perkembangan terakhir dari media cetak.
Beberapa surat kabar besar yang ada di dunia telah menerapkan teknik cetak
jarak jauh tersebut. Contoh saja surat kabar yang biasa dulunya hanya dicetak
di Amerika, namun sekarang dalam waktu yang sama juga dapat dicetak di Jepang.
Di Indonesia teknik ini pun juga telah berlangsung, yang berguna untuk
memudahkan pembuatan media cetak ke daerah menggunakan teknik cetak jarak jauh
ini, sehingga dapat meminimalisasi waktu pengiriman yang terjadi.
Media cetak
sendiri terkadang masih dipahami secara sempit, hanya dititik beratkan kepada
majalah dan surat kabar, sebenarnya tidak hanya terbatas kepada dua jenis media
tersebut. Sebenarnya pengertian dari media cetak itu adalah sebagai suatu media
yang mennyampaikan informasi juga memliki kegunaan yang terkait mengenai
kepentingan masyarakat luas yang disampaikan dengan cara tertulis. Dapat
disimpulkan, bahwa media cetak ialah suatu media yang di dalamnya berisikan
informasi dan juga terkait dengan kepentingan masyarakat luas dan bukan hanya
terbatas pada suatu kelompok tertentu. Media massa atau media cetakpun telah
menjadi suatu sarana bagi pengembangan kebudayaan, namun bukan hanya budaya
yang mengandung seni dan simbol, tapi juga dalam pengembangan mode,
norma-norma, gaya hidup dan tata-cara (Dennis McQuil, 1987).
Biasanya media
cetak menyediakan informasi yang sedang hangat dibicarakan di publik, atau yang
dianggap menarik konsumen untuk membaca. Kedudukan media massa pada masyarakat
amatlah penting karena media massa berperan besar dalam perkembangan bahkan
perubahan tingkah laku suatu masyarakat yang ada. Hal tersebut disebabkan
karena media massa bersifat massal (menyeluruh) dan mempunyai jaringan luas
sehingga jumlah masyarakat yang membaca bukan hanya seorang atau dua orang,
namun telah mencakup jumlah yang sangat banyak mencapai puluhan, ratusan, dan
juga ribuan pembaca. Maka dari itu dampak dari media massa terhadap masyarakat
akan sangat terlihat jelas. Industri dalam media massa sangat berkembang pesat,
karena masyarakat akan terus haus akan informasi sampai kapanpun, hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya perusahaan media cetak, yang memuat surat kabar
ataupun majalah, seperti koran Kompas,
Jawa Pos, Indo Pos, Nova.
Meskipun media
cetak dianggap telah tertinggal dibanding kedua pesaingnya yaitu media digital
dan media elektronik, tetapi bukan berarti media cetak tidak mampu menarik
pembaca lagi. Terbukti di Indonesia, masyarakat tetap terus berlangganan koran
harian seperti Kompas, koran
mingguan seperti Tempo maupun
majalah bulanan seperti Gaya Nusantara.
Padahal sudah banyak berita online
yang beredar di internet secara gratis dan mudah diakses, seperti contoh
detik.com, okezone.com, vivanews.com, dan kompas.com.
Kompas sendiripun memiliki dua cara media
penyampaian informasi, seiring ikut dengan perkembangan zaman teknologi yang
terus meningkat. Mengapa masyarakat masih terus mengkonsumsi media cetak
seperti koran atau majalah? Hal itu disebabkan karena media cetak sendiri mampu
menyampaikan sebuah informasi secara terperinci, sedangkan media digital dan
media elektronik, lebih mengutamakan kecepatan informasi, jadi sering kali
informasi yang disampaikan sering bersifat berulang-ulang dan hanya sepotong,
menyebabkan akan dilanjutkan dengan judul berita yang berbeda namun berisikan
tambahan informasi dengan topik berita yang sama dalam kurun waktu yang
berdekatan.
2.1.4
Jenis-Jenis
Media Cetak
Secara umum, jenis media cetak yang ada di
Indonesia diklasifikasikan menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut,
didasarkan pada waktu terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media
cetak dan pengklasifikasiannya.
Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya adalah :
Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya adalah :
- Surat Kabar Harian
Ini adalah jenis media cetak yang terbit
setiap hari, kecuali pada hari-hari tertentu seperti pada libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi
menjadi Surat Kabar Harian Nasional, Surat Kabar Harian Daerah, dan Surat Kabar
Harian Lokal. Berita yang disampaikan adalah jenis berita news atau informasi
terkini dan disampaikan dengan sistem straight news atau apa adanya.
- Surat Kabar Mingguan
Jenis media cetak ini lebih banyak dikenal
dengan sebutan tabloid. Biasanya berita yang diangkat adalah berita hiburan
atau juga in depth
news atau liputan mendalam. Tulisan dalam media ini lebih banyak bergaya feature
atau deskriptif.
- Majalah Mingguan
Jenis majalah ini terbit setiap minggu
sekali. Berita yang diangkat adalah berita in depth newsdengan jenis berita adalah berita news atau tentang
sebuah peristiwa.
- Majalah Tengah Bulanan
Majalah ini terbit sebulan dua kali. Berita
yang ditampilkan lebih bersifat informatif dan biasanya memuat tentang berita life
style atau gaya hidup.
- Majalah Bulanan
Majalah bulanan terbit sekali dalam sebulan.
Jenis pemberitaan yang disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari hasil penelitian.
- Majalah Dwibulanan
Majalah ini terbit sekali dalam dua bulan.
Informasi yang disampaikan dalam majalah ini biasanya terkait dengan laporan
dari hasil aktivitas sesuatu. Misalnya laporan neraca perusahaan atau juga majalah yang berisi laporan pendapatan sebuah lembaga zakat.
- Majalan Tribulanan
Majalah ini berkonsep hampir mirip dengan
majalah dwi bulanan. Yang membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan
setiap tiga bulan sekali.
- Bulletin
Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat dengan konsep sederhana. Buletin juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial
2.1.5
Perkembangan
Teknologi Komunikasi
Teknologi yang
saat ini berkembang sebenarnya berasal dari mana? Apakah berasal dari kebutuhan
atau kah berasal dari penemuan seseorang yang membuat orang lain merasa butuh
dengan teknologi?
Jika kita mencoba me-rundown teknologi
ditemukan karena adannya suatu masalah, mimpi dan keinginan untuk mendapatkan
sesuatu yang belum ada. Point-point keinginan tersebut diriset lalu
dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya manusia daam mengolah suatu bahan
baku yang menciptakan sebuah teknologi. Beberapa teknologi justru menimbulkan
suatu kebutuhan, dari yang awalnya tidak membutuhkan menjadi membutuhkan,
bahkan kita “tidak dapat hidup” tanpa teknologi. Teknologi memang sebuah
penemuan kebutuhan, maksudnya teknologi mampu memenuhi kebutuhan dan pula
membuat suatu kebutuhan.
Demikian pula yang terjadi pada perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, dari awalnya media cetak dikonversi menjadi
media elektronik. Mulai ditemukan radio, TV dan bahkan kini Internet, pola
konsumsi informasi berubah, dari awalnya hanya dengan membaca text, kini kita
bisa mendengar, menonton bahkan berinteraksi langsung dengan dengan pembuat
berita (content providernya). Produksi berita pun tidak memerlukan biaya cetak
karena dapat disiarkan secara broadcast baik menggunakan sinyal radio, analog
ataupun digital. Perkembangan teknologi dalam komunikasi memang memicu
pergeseran media dari media cetak ke media elektronik. “ada
yang isu mengatakan bahwa dengan ditemukannya media elektronik, media cetak
seperti Koran, majalah, buku akan mati, tapi hingga saat ini media cetak tetap
dibutuhkan dan tidak mati.”
Meskipun begitu banyak bisnis media cetak yang
terancam bahkan berdasarkan sumber terdapat 15 media cetak terkenal di Amerika
Serikat yang telah berusia di atas 100 tahun terpaksa tutup karena tak bisa
mempertahakan eksistensi diri, oleh karena itu agar tetap berjalan adalah suatu
kewajiban media cetak untuk tidak hanya menerbitkan secara cetak saja
tetapi juga menerbitkan secara online (elektronik)
Konversi media cetak ke media elektronik tentunya memberikan
pengaruh terhadap keadaan social masyarakat terutama dalam mengkonsumsi sebuah
content. Masyarakat yang berkembang saat ini adalah masyarkat penjelajah ruang
dan waktu karena saat ini tidak ada batasan jarak antara seluruh orang di dunia
ini. Perbedaan yang paling mendasar dan terlihat adalah penggunaan perangkat.
Jika di media cetak, masyarakat menkonsumsi content tidak memerlukan perangkat
tambahan misalnya Koran, ia langsung baca Koran, demikian pula dengan buku,
langsung digunakan dan contentnya tertulis disana, tapi di media elektronik,
masyarakat harus menggunakan perangkat tambahan berupa TV, handphone, radio,
computer, dsb untuk dapat mengkonsumsi content kelebihannya adalah banyak
content yang dapat diakses, kapanpun, dimanapun dapat mengakses content, biaya
yang dikeluarkan sangat minimal bahkan hingga zero cost dan hanya mengeluarkan
biaya untuk listrik dan akses internet saja yang lebih murah jika dibandingkan
dengan media cetak.
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk lebih
memperkuat dan mempertajam penelitian ini, maka penelitian ini diperkuat dengan
data-data penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dab referensi pada
poin-poin tertentu guna menunjang teori dan hasil penelitian ini.
Penelitian terdahulu, adalah “Era Media Cetak (Belum) Berakhir diera perkembangan teknologi komunikasi” oleh Idawati Pandiapada tahun 2011.
Dari hasil penelitian tentang Era Media Cetak (Belum) Berakhir diera perkembangan
teknologi komunikasiterlihat bahwa media cetak, khususnya di lokasi
yang dijadikan sebagai responden dalam penelitiannya masih menggunakan media
massa cetak khusus media cetak lokal sebagai sumber informasi. Media cetak juga
dianggap sebagai salah satu faktor dalam mempercepat proses tranfusi informasi,
Secara tradisional, masyarakat Indonesia juga masih membutuhkan media
cetak. Selain juga harus diperhatikan jaringan internet di Indonesia belum
semaju negara-negara lain. Jadi walaupun ada media cetak yang akan beralih ke
digital, tetap media cetak yang sudah mempunyai banyak pembaca belum akan
ditinggalkan.
2.3 Karangka Pemikiran
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Dari gambar 2.3
dapat di artikan bahwa media cetak dan perkembangan teknologi saat ini sangat cepat,
sehingga efek dari perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap
eksistensi media ceta, tapi dengan kelebihan dari media cetak masyarakat dapat
menilai bahwa media cetak mempunyai kerakter tersendiri dan masih di
pertahankan sampai saat ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian
maka penelitian ini pendekatan deskriptif yang lebih ditekankan pada upaya
untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan media cetak kepada khalayak bahwa media cetak
tidak kalah saing denga media-media yang berkembang pada saat ini khususnya di
era perkembangan tekhnologi komunikasi.
Berangkat dari permasalahan yang
telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode pendekatan deskriptif. Metode deskriptif adalah dugaan
tentang suatu variabel mandiri.
Menurut Sugiono (2008) Metode
deskriptif adalah “Suatu metode untuk meneliti status kelopok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran atau kelas peristiwa pada
pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki”.
3.2 Lokasi
Penelitian
Sesuai dengan rencana dalam proposal
ini, maka penelitian ini akan dikerjakan secara purposive sampling yakni daerah
Tlogo MasJl. Tlegawarna Tlgomas Lowokwaru Jawa Timur, Indonesia. Pemilihan
lokasi ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar orang yang
membaca Koran atau media cetak khsusnya diera perkembangan teknologi.
3.3 Waktu
Penelitian
Wkatu penelitian ini dilaksanakan
mulai Juli 2013 di daerah Tlogo MasJl. Tlegawarna Tlgomas Lowokwaru Jawa Timur,
Indonesia.
3.4 Fokus
Penelitian
Pembahsan ini akan diangkat dari eksistensi
media cetak. Peneliti akan melakukan fokus pada peran media cetak khususnya di
era perkembangan teknologi komunikasi saat ini.
3.5 Sumber
Data
Data yang akan diperlukan dalam
penelitian ini adalah data-data yang akan dikumpulkan dari data-data yang
diperoleh dari masyarakat yang masih menggunakan media cetak, arsip, dan
berbagai sumber data resminya.
3.6 Informan
Selanjutnya untuk memilih dan
menentukan informan, penelitian ini akan menggunakan Snowball Sampling yang menurut
Lincoln dan Guba (1985:233) bahwa dalam bentuk sampling ini seorang peneliti
mengindentifikasi, dalam cara apapun seseorang dapat melakukan, sejumlah kecil
kelompok fenomena yang seseorang ingin diuji (teliti). Dengan anggota
(kelompok) ini digunakan untuk mengidentifikasikan yang lain lagi. Dengan cara
ini untuk menentukan informan-informan yang dapat memberika informasi
sebagaimana diharapkan dalam penelitian ini.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategisdalam penelitian, karena tujuan utama penelitian
ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi data skandar data yang
ditetapkan. Sugiyono(2008).
Maka teknik pengumpulan data yang
akan dilakukan yaitu :
3.7.1 Interview
(Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Menurut
Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2008). Mengemukakan bahwa anggapan yang harus dipegang
oleh peneliti sebagai berikut:
a.
Subyek (Responden) adalah orang yang
paling tahu tentang dirinya sendiri.
b.
Apa yang ditanyakan oleh subyek adalah
benar dan dapat dipercaya.
c.
Interprestasi subyek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksud oleh peneliti.
3.7.2 Observasi
Nasution (dalam Sugiono, 2008)
menyatakan bahwa Observasi adalah dasar semuailmu pengetahuan. Para ilmuan
dapat bekerja hanya berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi.
3.8 Teknik
Analisa Data
Menurut Bogdan dan Biklen (1982:145)
merupakan suatu proses pememriksaan (searching) dan pengatursn transkip
wawancara,catatan lapangan, dan material lain yang peneliti akumulasikan untuk meningkatakan
pemahamannya terhadap data dan kemungkinan peneliti mempersentasikanapa yang
ditemukan orang lain.
Menurut Nasition (dalam Sugiono,
2008) menyatakan “ analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
maslah, sebelum terjun di lapangan, dan berlangsung terus sampai terus
penulisan hasil penelitian.
Berdasarkan analisa data diatas,
maka pekerjaan data dalam pembahsan ini adalah SWOT. Yang kegunaannya untuk
mengindentifikasikan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan hambatan khsusnya
peran media cetak.
Nuruddin, 2011.
Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Ilmu Komunikasi
I Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2012. Perkembangan Teknologi Komunikasi.
Malang: Brawijaya.
Rivers L.
William dkk. 2004. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media.
Apriani,
Y.,2013. Perkembangan Empat Era Komuikasi di Indonesia [online]. Tersesdia di :
http://komunikasi.us/indek.php/matakuliah/media-converegence/12-response-paper-ptk-2012/247-perkembangan-empat-era-komunikasi-di-indonesia.
[diakses pada tanggal 10 Mei 2013]
Aprilia, I.,
2012. Era Komunikasi Cetak [online] Tersedia di: http://komunikasi.us/index.php/mata-kuliah/rcm/12-response-paper-ptk-2012/85-era-komunikasi-cetak
[diakses pada tanggal 10 Mei 2013]
Sabrina, A. B.,
2012. Perkembangan Empat Era Komunikasi di Indonesia. [online]. Tersedia di : http://komunikasi.us/index.php/matakuliah/media-convergence/12-response-paper-ptk-2012/249.perkembangan-era-komunikasi-hingga-kini
[diakses pada tanggal 20 Mei 2013]
Sandi, S.,
2012. Sejarah Perkembangan Teknologi komunikasi dari zaman praaksara hingga
zaman internet.
Merkur | Design | Merkur Design | Merkur Rake - Xn - Xn
BalasHapusMerkur Rake. The Merkur Rake. Merkur Rake. Merkur Rake. Merkur หารายได้เสริม Rake. Merkur Rake. Merkur 메리트 카지노 주소 Rake. 바카라 Merkur Rake. Merkur Rake.