Senin, 15 Juli 2013

PERAN MEDIA CETAK DI ERA PERKEMBANGAN TEKONOLOGI KOMUNIKASI

PERAN MEDIA CETAK DI ERA PERKEMBANGAN TEKONOLOGI KOMUNIKASI
Untuk Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi
Dosen Pengampu : Akhirul Aminulloh. S.Sos., M.Si








Disusun oleh:
MOH. FA’IZ
2011230022

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2013





Kata pengantar
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah kepada saya sehingga pada kesempatan kali ini bisa menyelesaikan tugas akhir dari mata kuliah metodelogi penelitian komunikasi  dengan judul ” Peran Media Cetak di Era Perkembangan Teknologi Komunikasi” dengan baik dan lancar kendati dalam proses penyelesaiannya menemukan berbagai rintangan yang mau tidak mau saya harus hadapi dengan sabar dan bijaksana.
Dan yang kedua kalinya, shalawat dan salam tetap saya curahkan kepada sang teladan ummat, Nabi Muhammad SAW. Yang telah berhasil membawa kita dari lubang kegelapan menuju arah yang terang benderang
Proposal  ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, sebagai orang berjuang menuju kesempurnaan dan haus akan ilmu pengatahuan, maka kami  mengharap kepada pembaca memberikan saran dan kritik konstruktif sebagai acuan untuk memperbaiki penulisan dan penyusunan tugas selanjutnya.

Malang, 14 juli 2013
.
Penyusun











Daftarisi
Hal
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1  Latar Belakang Masalah …….………………………………………………….... ...1             
1.2  RumusanMasalah…………………………………………………………………….5
1.3  Tujuan Penelitian   …………………………………………………………………..5
1.4  Manfaat Penelitian   ………………………………………………………………....6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………..7
2.1 Landasan Teori .……………………………………………………………………........7
2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………….................................20
2.3 Kerangka Pemikiran   .........…………………………………………………................20
Bab III METODE PENELITIAN …………………………………………………….......22
3.1 Jenis Penelitian…..........……………………………………………………..…….......22
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian…..................………………………………………......23
3.3 Sumber Data ..............................................................................................................................9
3.4 Teknik Pengumpulan Data .........................................................................................................24
3.5 Keabsahan Data ........................................................................................................................25
3.6 Pemilihan Subjek Penelitian .....................................................................................................25
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA






















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tak pernah luput dari proses komunikasi. banyak cara yang dilakukan oleh manusia dalam proses komunikasi. Mereka menggunakan kata maupun lambang dan kemudian diinterpretasikan sesuai makna yang disepakati bersama. Komunikasi telah lama ada, bahkan saat dimulainya peradaban manusia. Mereka-manusia purba- menggunakan isyarat tubuh dan gambar-gambar di dinding gua dalam berkomunikasi. Fase perkembangan komunikasi manusia mulai mencapai titik terang saat bangsa Cina berhasil menemukan kertas sebagai media komunikasi pada tahu 105 M. Internet yang mudah diakses saat ini merupakan buah hasil dari jerih payah manusia dalam mengembangkan komunikasi. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan signifikan terjadi saat manusia menemukan media cetak sebagai sarana berkomunikasi.
Media cetak telah berperan penting dalam peradaban manusia. Berbagai peristiwa bersejarah tak lepas dari pengaruh media cetak. Perang Dunia II pada tahun 1939 banyak mengikutsertakan media cetak di dalamnya. Media cetak digunakan sebagai sarana propaganda. Banyak negara yang terlibat perang menggunakan media cetak berupa Koran dan selebaran untuk mempengaruhi pihak kawan maupun lawan. Sangat efektif. Sehingga pada akhirnya banyak pihak yang mengusung perdamaian karena terpengaruh konten dalam media cetak tersebut. Peran media cetak pada saat itu sangat vital. Hingga Napoleon Bonaparte mengatakan, wartawan itu cerewet, pengecam, penasihat, pengawas, penguasa, dan guru bangsa. Empat surat kabar musuh lebih aku takuti daripada seribu bayonet (Rakhmat,1993:21).
Indonesia turut merasakan pengaruh luar biasa dari adanya media cetak. Zaman penjajahan-yang keras dan ganas-dapat dikalahkan dengan ‘peluru’ kata-kata yang terdapat dalam media cetak. Para elit politik dan pemimpin menyuarakan semangat mereka dan mengajak seluruh rakyat melawan penjajah yang disebarkan melalui media cetak. Hasilnya tepat. Indonesia bersatu; Indonesia bangkit; Indonesia melawan para penjajah dan mengusir mereka dari negeri tercinta.
Media cetak juga turut menyumbangkan perannya dalam reformasi. Turunnya presiden Soeharto dari kursi kepemimpinannya tak lepas dari pengaruh media cetak. Para wartawan gencar ‘menyerang’ pemerintah lewat koran pagi dan sore. Mahasiswa melontarkan kata-kata perjuangan yang disuarakan lewat media cetak. Rakyat Indonesia membaca. Semua sadar dan terhentak. Dan ajakan lewat media cetak itu membawa Indonesia pada gerbang reformasi.
Media cetak kian menunjukkan eksistensinya di dua dekade terakhir. Tiada peristiwa penting yang terlewatkan oleh media cetak. Semua tertulis. Media cetak menjadi saksi bisu atas peradaban manusia, juga atas perkembangan Indonesia. Terdapat banyak produk media cetak yang beredar di kalangan masyarakat. Koran sudah tentu menjadi primadona. Belasan, bahkan puluhan perusahaan percetakan koran yang bersaing mendapatkan hati masyarakat. Banyak yang mulus, namun tidak sedikit yang berhenti turun cetak karena kurangnya biaya operasional. Itu hukum alam.
 Pengaruh yang begitu besar dimiliki oleh media cetak. Seperti dijelaskan Haris Sumadiria dalam Jurnalistik Indonesia, media cetak memiliki lima fungsi utama: informasi, edukasi, koreksi, rekreasi, dan mediasi. Fungsi itulah yang membuat media cetak begitu berpengaruh bagi masyarakat luas. Media cetak dapat membentuk karakter seseorang melalui pesan-pesan yang disampaikan. Terlepas dari pengaruh baik dan buruknya, media cetak tak ubahnya seperti sebilah pisau yang dapat digunakan sesuai niat si pemegangnya. Kemahapengaruhan media cetak menjadi megnet tersendiri bagi sebagian orang. Tak sedikit yang menyalahgunakan media cetak untuk kepentingan individu, yang meninggalkan nilai-nilai dari media cetak itu sendiri.
Media cetak telah banyak memberi kontribusi dalm perkembangan zaman. Peran media sebagai kontrol sosial juga terbukti. Media cetak mampu meredam, bahkan memicu amarah masyarakat terhadap suatu hal. Namun kehebatan media cetak lambat laun mulai tersaingi oleh media elektronik yang semakin canggih. Onong Uchjana dalam Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi, mengatakan, media elektronik memiliki kemampuan memikat perhatian kahlayak secara serempak dan serentak. Itu efek dari media elektronik yang memuat banyak sekali hiburan sehingga mudah mendapatkan tempat di kalangan masyarakat. Media elektronik-radio dan televisi- sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya media elektronik lebih mudah mempengaruhimanusia dalam hal-hal tertentu.

Media online atau biasa juga disebut portal berita kini semakin menjadi ancaman bagi koran dan media cetak lainnya karena seiring perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan internet juga mendorong masyarakat untuk mengakses media online. Media online semakin mudah diakses karena tidak hanya lewat computer, tapi dapat melalui telepon genggam atau gadget lainnya. Sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono, mengatakan, Saat ini dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 23 persen diantaranya telah menjadi pembaca setia beragam media online dan akan terus berkembang (Republikaonline.com).
Dalam kondisi seperti ini, media cetak mulai merasa terancam keberadaannya. Bayang-bayang gulung tikar menghampiri. Mereka-para penerbit-khawatir pembaca setia mereka beralih ke media online yang sedang naik daun. Mereka takut sejarah dan jasa yang dibuat oleh media cetak akan segera dilupakan oleh masyarakat.
Realita yang ada memang mengancam para penerbit media cetak. Namun hal itu tak lantas membuat mereka berbondong-bondong beralih ke media online. Media cetak kuat. Punya karakter yang khas. Itu yang membuat sebagian besar masyarakat lebih memilih media cetak daripada media online. Berita yang jelas, lengkap, dan terperinci menjadi nilai lebih dari media cetak. Kolom-kolom berita pada media cetak yang mengupas tuntas suatu masalah selalu dinanti masyarkat. Selain itu, berabad-abad media cetak telah mengiringi perkembangan peradaban manusia, sehingga tak mudah untuk dilupakan.
Media online memang menjianjikan. Dia cepat, hangat, dan kontinu. Namun berita itu hanya dapat diakses dengan menggunakan alat canggih. Tidak semua masyarakat miliki itu. Berita pada media online hanya dapat dinikmati kalangan tertentu: mereka yang dekat, dan mengerti teknologi. Sedangkan yang tidak? mereka tetap setia menggunakan koran sebagai jendela berita ditemani kopi dan gorengan di pagi hari. Pengakses media online tersebut adalah minoritas, sebagian besar lainnya masih lebih memilih media cetak. Itu disebabkan faktor teknologi yang tidak merambah seluruh lapisan masyarakat, hanya sebagian kecil saja. Kendati demikian, media cetak telah melakukan antisipasi dini. Mereka mulai membuat media online untuk mendampingi media etak yang mereka terbitkan. Antisipasi kmungkinan terburuk yang akan terjadi: media cetak tertelan zaman teknologi yang canggih.
1.2  Rumusan masalah
1.      Bagaimana peran media cetak di tengah kemajuan teknologi khususnya di tengah keberadaan media online saat ini?
2.      Bagaimana kondisi media cetak di tengah keberadaan media online yang semakin banyak diminati masyarakat?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui peran media cetak di tengah kemajuan teknologi khususnya di tengah keberadaan media online saat ini
2.      Mengetahui media cetak di tengah keberadaan media online yang semakin banyak diminati masyarakat

1.4  Manfaat
1.      Manfaat bagi universitas hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan pembendaharaan literatur bagi mahasiswa ataupun dosen berkaitan dengan materi perkualiahan jurnalistik
2.      Sedangkan bagi instansi, penelitian ini bisa bermanfaat sebagai referensi kenyataan di lapangan bagaimana peran dan kondisi media cetak di tengah marakanya media online yang ada di masyarakat

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Landasan Teori
2.1.1        Defenisi Media
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Secara umum media merupakan  alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Menurut Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.
2.1.2        Defenisi Media Cetak dan Sejarahnya
Bagi masyarakat masih dipahami secara sempit. Banyak orang beranggapan bahwa media cetak sama dengan pengertian surat kabar atau majalah. Padahal, jika diurai maknanya secara mendalam, media cetak tidak terbatas pada dua jenis media itu saja.
Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi yang didalamnya terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu saja.
Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di samping media eletronik dan juga media digital. Dan di tengah dinamika masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih konsumen yang menantikan informasi yang dibawanya.
Dari pengertian media cetak tersebut, nampak ada keunggulan media ini dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi secara detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan informasi. Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.
Lepas dari zaman tulisan muncullah Era Komunikasi Cetak. Sebelum abad ke-15 orang-orang Eropa memproduksi buku-buku dengan menyiapkan manuskrip berupa Salinan yang di cetak dengan menggunakan tangan.Walaupun hal demikian merupakan perkembangan bagus dalam dunia tulisan, proses tersebut tidak lepas dari kesalahan. Cetakan membawa perubahan fantasi. Ratusan bahkan ribuan buku tertentu dapat di produksi dengan cepat dan tepat.
Menurut Apriani (2012), “Johannes Gutenberg(1398-1468) adalah orang pertama yang menggunakan mesin cetak dengan model baja yang dapat bergerak, menggunakan huruf-huruf individual dan bukan lagi dengan sebuah plat yang berisi huruf-huruf yang komplit yang dapat digunakan lagi pada kombinasi huruf yang berbeda”. Maka sejak saat itu, ribuan kopi hasil cetakan dapat dicetak dengan biaya yang relatif murah. Berbagai hasil cetakan Alkitab dan karya religius lainnya beredar dan berperan penting pada penyebaran Reformasi Protestan pada abad ke-16, yang juga pada gilirannya membuat semakin banyak orang atau masyarakat menjadi melek huruf.
 Produksi masal hasil cetakan ini membuat permintaan akan lembaran berita dalam bentuk cetakan semakin meningkat di kalangan masyarakat. Hal ini akhirnya memunculkan pencetakan koran. Benjamin Harris menjadi orang pertama di Amerika yang menerbitkan koran bernama “Public Occurences” pada tahun 1690. Lalu, pada tahun 1839, Daguerre menggunakan mesin cetak untuk fotografi yang digunakan di dalam Koran (Aprilia, 2012).
Di Cina dan Jepang teknik percetakan sudah dimulai dari abad ke-8 itu baru memakai metode yang dikenal sebagai percetakan balok, yaitu balok kayu berukir yang bisa digunakan untuk mencetak satu halaman tunggal dari suatu teks khusus. Pada permulaan abad ke-15 orang Korea telah menciptakan satu bentuk yang dapat digerakkan dengan apa yang telah dijelaskan oleh ilmuwan Prancis Henry Jean Martin sebagai  suatu kemiripan yang hampir bersifat khayal dengan apa yang dibuat Guttenberg (Sabrina, 2012).
Awalnya Guttenberg sendiri heran bahwa percobaannya bisa melipatgandakan jumlah cetakan. Akan tetapi dia khawatir penemuannya akan dianggap orang lain sebagai tiruan murah dari tulisan tangan. Kemudian dia melakukan proyek pertaman kali dengan mencetak Injil dan ternyata percobaannya sungguh luar biasa.
Praktik mencetak kemudian menyebar di seluruh Eropa melalui penyebaran para pencetak orang Jerman.Pada tahun 1500 saja percetakan telah dididirikan lebih dari 250 tempat di Eropa, 80 di Itali, 52 di Jerman dan 43 di Prancis.Awal abad ke-16 baru saja dimulai. Mesin cetak Guttenberg telah mampu mencetak dan melipatgandakan cetakan yang dapat dipindah dan mampu mencetak ribuan salinan buku cetak diatas kertas. Mereka menerbitkannya kedalam bahasa Eropa dan bahasa lain.
Pada akhir abad ke-19 menjadi jelas munculnya beberapa media cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah yang digunakan secara luas oleh masyarakat. Menurut ahli Sosiologi Amerika Charles Horton Cooley baru menyatakan ada beberapa faktor yang membuat media baru lebih efisien daripada proses-proses komunikasi pada masyarakat sebelumnya.
Qohar (2012),  dalam tulisannya mengenai Sejarah Komunikasi Cetak, mengatakan bahwa “Media baru tersebut lebih efektif sebagaimana yang dikatakan Charles Horton Cooleysebagai: Pertama, membawa perluasan gagasan dan perasaan. Kedua, mengatasi waktu. Ketiga, mengatasi ruang dan Keempat, jalan masuk ke kelas-kelas yang ada dalam masyarakat”.
Sebelum kemunculan mesin cetak, perkembangan komunikasi sangatlah lambat. Buku-buku dijual limited (terbatas), sehingga hanya beberapa orang yang dapat memiliki sebuah buku. Ini terjadi karena dulu membuat buku hanya dengan menggunakan cara manual, yaitu dengan kedua tangan manusia, yang paling menentukan berkembangnya media cetak adalah media cetak itu sendiri. Semakin maju, maka hasilnya pasti akan semakin bagus.
Di Indonesia, era yang sangat berguna dan berkembang adalah era komunikasi cetak. Hal ini disebabkan karena di Indonesia saat jaman penjajahan dulu, menggunakan media cetak dan media radio untuk mengumumkan kemerdekaan. Tidak hanya itu, dengan adanya komunikasi cetak, kita dapat belajar menggunakan buku, membaca sebuah novel, mendapat ilmu pengetahuan dari sebuah Koran dan lainnya (Sandi,
Mesin cetak semakin lama semakin berkembang sehingga mesin cetak yang awalnya rumit dan berat sekarang dapat dimiliki oleh kaum awam yang biasa kita kenal sebagai printer. Benda ini pun berevolusi dari berpita tinta hitam,
sehingga hanya memungkinkan pengguna untuk mencetak dalam spektrum warna hitam-putih, kini bahkan bisa mencetak foto digital dalam spektrum warna yang beraneka seperti CMYK, RGB, dll. Bentuknya juga berubah dari printer dengan tombol putar yang besar dan berisik; menjadi printer yang dilengkapi dengan scanner dan beberapa menambahkan fasilitas fax untuk kemudahan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa mesin cetak yang awalnya rumit dan tidak efektif telah berevolusi menjadi lebih mudah dan praktis untuk dioperasikan sehingga bisa digunakan oleh khalayak umum.
Jenis produk media cetak juga bertambah, dari awalnya hanya berupa koran lembaran dan buku dengan tinta hitam-putih berbahan mudah sobek dan bisa mengotori tangan, kini sudah dilengkapi dengan halaman full colour di atas kertas mengilap dan bersih walau terasa lebih berat ketika dipegang terlalu lama. Contohnya majalah, tabloid, novel, komik, brosur, katalog, dll.
2.1.3        Peran dan Funsi Media Cetak
Walaupun perkembangan teknologi informasi kian melesat, namun sistem komunikasi cetak masih digemari sampai sekarang.Industri yang paling mengandalkan media cetak saat ini adalah jurnalisme dan periklanan. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak media massa yang menyediakan fasilitas online karena cepat, praktis, sekaligus efektif; namun informasi yang disediakan media cetak lebih detail sehingga nilai beritanya lebih mendalam, yang membuat kebanyakan orang lebih memilih media cetak daripada media online yang menawarkan lebih banyak kemudahan.
Sesuai dengan fungsinya sebagai media komunikasi, jenis-jenis media cetak seperti surat kabar, majalah, poster, flier, novel, buku, tabloid, dll., memerlukan sumber informasi yang memiliki kemampuan-kemampuan yang baik dalam berbahasa yang baik, menulis dengan menarik, dan menguasai peralatan sehingga dapat membuat pesan yang disampaikan dapat ditangkap maknanya oleh pembaca dari segala golongan tanpa membuat persepsi yang berbeda akibat segala macam gangguan (baik semantik, perbedaan SARA, dll.) dalam saluran media cetak.
Komunikasi massa adalah sebuah konsep yang diambil dari komunikasi cetak. Komunikasi massa sendiri hanya dilakukan oleh majalah dan surat kabar sampai pada akhir abad ke 19, sedangkan media massa lainnya pun belum lahir. Tetapi sekarang majalah dan surat kabar telah mengalami kemajuan sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang telah semakin canggih. Kalau pada awalnya majalah dan surat kabar hanya dicetak menggunakan tinta hitam saja, namun sekarang sudah menggunakan dengan bermacam-macam warna atau bisa disebut full-colour. Percetakan yang sudah semakin berkembang dan maju sudah membuat bentuk majalah dan surat kabar menjadi semakin indah dan baik, ditambah teknik penulisan dari isi redaksionalnya juga semakin baik pula.
Sedangkan teknik percetakan jarak jauh adalah perkembangan terakhir dari media cetak. Beberapa surat kabar besar yang ada di dunia telah menerapkan teknik cetak jarak jauh tersebut. Contoh saja surat kabar yang biasa dulunya hanya dicetak di Amerika, namun sekarang dalam waktu yang sama juga dapat dicetak di Jepang. Di Indonesia teknik ini pun juga telah berlangsung, yang berguna untuk memudahkan pembuatan media cetak ke daerah menggunakan teknik cetak jarak jauh ini, sehingga dapat meminimalisasi waktu pengiriman yang terjadi.
Media cetak sendiri terkadang masih dipahami secara sempit, hanya dititik beratkan kepada majalah dan surat kabar, sebenarnya tidak hanya terbatas kepada dua jenis media tersebut. Sebenarnya pengertian dari media cetak itu adalah sebagai suatu media yang mennyampaikan informasi juga memliki kegunaan yang terkait mengenai kepentingan masyarakat luas yang disampaikan dengan cara tertulis. Dapat disimpulkan, bahwa media cetak ialah suatu media yang di dalamnya berisikan informasi dan juga terkait dengan kepentingan masyarakat luas dan bukan hanya terbatas pada suatu kelompok tertentu. Media massa atau media cetakpun telah menjadi suatu sarana bagi pengembangan kebudayaan, namun bukan hanya budaya yang mengandung seni dan simbol, tapi juga dalam pengembangan mode, norma-norma, gaya hidup dan tata-cara (Dennis McQuil, 1987).
Biasanya media cetak menyediakan informasi yang sedang hangat dibicarakan di publik, atau yang dianggap menarik konsumen untuk membaca. Kedudukan media massa pada masyarakat amatlah penting karena media massa berperan besar dalam perkembangan bahkan perubahan tingkah laku suatu masyarakat yang ada. Hal tersebut disebabkan karena media massa bersifat massal (menyeluruh) dan mempunyai jaringan luas sehingga jumlah masyarakat yang membaca bukan hanya seorang atau dua orang, namun telah mencakup jumlah yang sangat banyak mencapai puluhan, ratusan, dan juga ribuan pembaca. Maka dari itu dampak dari media massa terhadap masyarakat akan sangat terlihat jelas. Industri dalam media massa sangat berkembang pesat, karena masyarakat akan terus haus akan informasi sampai kapanpun, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan media cetak, yang memuat surat kabar ataupun majalah, seperti koran Kompas, Jawa Pos, Indo Pos, Nova.
Meskipun media cetak dianggap telah tertinggal dibanding kedua pesaingnya yaitu media digital dan media elektronik, tetapi bukan berarti media cetak tidak mampu menarik pembaca lagi. Terbukti di Indonesia, masyarakat tetap terus berlangganan koran harian seperti Kompas, koran mingguan seperti Tempo maupun majalah bulanan seperti Gaya Nusantara. Padahal sudah banyak berita online yang beredar di internet secara gratis dan mudah diakses, seperti contoh detik.com, okezone.com, vivanews.com, dan kompas.com.
Kompas sendiripun memiliki dua cara media penyampaian informasi, seiring ikut dengan perkembangan zaman teknologi yang terus meningkat. Mengapa masyarakat masih terus mengkonsumsi media cetak seperti koran atau majalah? Hal itu disebabkan karena media cetak sendiri mampu menyampaikan sebuah informasi secara terperinci, sedangkan media digital dan media elektronik, lebih mengutamakan kecepatan informasi, jadi sering kali informasi yang disampaikan sering bersifat berulang-ulang dan hanya sepotong, menyebabkan akan dilanjutkan dengan judul berita yang berbeda namun berisikan tambahan informasi dengan topik berita yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan.

2.1.4        Jenis-Jenis Media Cetak
Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut, didasarkan pada waktu terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media cetak dan pengklasifikasiannya.
Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya adalah :

  1. Surat Kabar Harian
Ini adalah jenis media cetak yang terbit setiap hari, kecuali pada hari-hari tertentu seperti pada libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi menjadi Surat Kabar Harian Nasional, Surat Kabar Harian Daerah, dan Surat Kabar Harian Lokal. Berita yang disampaikan adalah jenis berita news atau informasi terkini dan disampaikan dengan sistem straight news atau apa adanya.
  1. Surat Kabar Mingguan
Jenis media cetak ini lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloid. Biasanya berita yang diangkat adalah berita hiburan atau juga in depth news atau liputan mendalam. Tulisan dalam media ini lebih banyak bergaya feature atau deskriptif.
  1. Majalah Mingguan
Jenis majalah ini terbit setiap minggu sekali. Berita yang diangkat adalah berita in depth newsdengan jenis berita adalah berita news atau tentang sebuah peristiwa.
  1. Majalah Tengah Bulanan
Majalah ini terbit sebulan dua kali. Berita yang ditampilkan lebih bersifat informatif dan biasanya memuat tentang berita life style atau gaya hidup.
  1. Majalah Bulanan
Majalah bulanan terbit sekali dalam sebulan. Jenis pemberitaan yang disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari hasil penelitian.
  1. Majalah Dwibulanan
Majalah ini terbit sekali dalam dua bulan. Informasi yang disampaikan dalam majalah ini biasanya terkait dengan laporan dari hasil aktivitas sesuatu. Misalnya laporan neraca perusahaan atau juga majalah yang berisi laporan pendapatan sebuah lembaga zakat.
  1. Majalan Tribulanan
Majalah ini berkonsep hampir mirip dengan majalah dwi bulanan. Yang membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan setiap tiga bulan sekali.
  1. Bulletin
    Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat dengan
    konsep sederhana. Buletin juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial
2.1.5        Perkembangan Teknologi Komunikasi
Teknologi yang saat ini berkembang sebenarnya berasal dari mana? Apakah berasal dari kebutuhan atau kah berasal dari penemuan seseorang yang membuat orang lain merasa butuh dengan teknologi?
Jika kita mencoba me-rundown teknologi ditemukan karena adannya suatu masalah, mimpi dan keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang belum ada. Point-point keinginan tersebut diriset lalu dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya manusia daam mengolah suatu bahan baku yang menciptakan sebuah teknologi. Beberapa teknologi justru menimbulkan suatu kebutuhan, dari yang awalnya tidak membutuhkan menjadi membutuhkan, bahkan kita “tidak dapat hidup” tanpa teknologi.  Teknologi memang sebuah penemuan kebutuhan, maksudnya teknologi mampu memenuhi kebutuhan dan pula membuat suatu kebutuhan.
Demikian pula yang terjadi pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dari awalnya media cetak dikonversi menjadi media elektronik. Mulai ditemukan radio, TV dan bahkan kini Internet, pola konsumsi informasi berubah, dari awalnya hanya dengan membaca text, kini kita bisa mendengar, menonton bahkan berinteraksi langsung dengan dengan pembuat berita (content providernya). Produksi berita pun tidak memerlukan biaya cetak karena dapat disiarkan secara broadcast baik menggunakan sinyal radio, analog ataupun digital.  Perkembangan teknologi dalam komunikasi memang memicu pergeseran media dari media cetak ke media elektronik. “ada yang isu mengatakan bahwa dengan ditemukannya media elektronik, media cetak seperti Koran, majalah, buku akan mati, tapi hingga saat ini media cetak tetap dibutuhkan dan tidak mati.”
Meskipun begitu banyak bisnis media cetak  yang terancam bahkan berdasarkan sumber terdapat 15 media cetak terkenal di Amerika Serikat yang telah berusia di atas 100 tahun terpaksa tutup karena tak bisa mempertahakan eksistensi diri, oleh karena itu agar tetap berjalan adalah suatu kewajiban media  cetak untuk tidak hanya menerbitkan secara cetak saja tetapi juga menerbitkan secara online (elektronik)
Konversi media cetak ke media elektronik tentunya memberikan pengaruh terhadap keadaan social masyarakat terutama dalam mengkonsumsi sebuah content. Masyarakat yang berkembang saat ini adalah masyarkat penjelajah ruang dan waktu karena saat ini tidak ada batasan jarak antara seluruh orang di dunia ini. Perbedaan yang paling mendasar dan terlihat adalah penggunaan perangkat. Jika di media cetak, masyarakat menkonsumsi content tidak memerlukan perangkat tambahan misalnya Koran, ia langsung baca Koran, demikian pula dengan buku, langsung digunakan dan contentnya tertulis disana, tapi di media elektronik, masyarakat harus menggunakan perangkat tambahan berupa TV, handphone, radio, computer, dsb untuk dapat mengkonsumsi content kelebihannya adalah banyak content yang dapat diakses, kapanpun, dimanapun dapat mengakses content, biaya yang dikeluarkan sangat minimal bahkan hingga zero cost dan hanya mengeluarkan biaya untuk listrik dan akses internet saja yang lebih murah jika dibandingkan dengan media cetak.


2.2  Penelitian Terdahulu
Untuk lebih memperkuat dan mempertajam penelitian ini, maka penelitian ini diperkuat dengan data-data penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dab referensi pada poin-poin tertentu guna menunjang teori dan hasil penelitian ini.

Penelitian terdahulu, adalah “Era Media Cetak (Belum) Berakhir diera perkembangan teknologi komunikasi” oleh Idawati Pandiapada tahun 2011.

Dari hasil penelitian tentang Era Media Cetak (Belum) Berakhir diera perkembangan teknologi komunikasiterlihat bahwa media cetak, khususnya di lokasi yang dijadikan sebagai responden dalam penelitiannya masih menggunakan media massa cetak khusus media cetak lokal sebagai sumber informasi. Media cetak juga dianggap sebagai salah satu faktor dalam mempercepat proses tranfusi informasi, Secara tradisional, masyarakat Indonesia juga masih membutuhkan media cetak. Selain juga harus diperhatikan jaringan internet di Indonesia belum semaju negara-negara lain. Jadi walaupun ada media cetak yang akan beralih ke digital, tetap media cetak yang sudah mempunyai banyak pembaca belum akan ditinggalkan.
2.3  Karangka Pemikiran
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran






Dari gambar 2.3 dapat di artikan bahwa media cetak dan perkembangan teknologi saat ini sangat cepat, sehingga efek dari perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap eksistensi media ceta, tapi dengan kelebihan dari media cetak masyarakat dapat menilai bahwa media cetak mempunyai kerakter tersendiri dan masih di pertahankan sampai saat ini.

















BAB III
METODE PENELITIAN
3.1       Jenis Penelitian
            Untuk mencapai tujuan penelitian maka penelitian ini pendekatan deskriptif yang lebih ditekankan pada upaya untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan  media cetak kepada khalayak bahwa media cetak tidak kalah saing denga media-media yang berkembang pada saat ini khususnya di era perkembangan tekhnologi komunikasi.
            Berangkat dari permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif. Metode deskriptif adalah dugaan tentang suatu variabel mandiri.
            Menurut Sugiono (2008) Metode deskriptif adalah “Suatu metode untuk meneliti status kelopok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran atau kelas peristiwa pada pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.



3.2       Lokasi Penelitian
            Sesuai dengan rencana dalam proposal ini, maka penelitian ini akan dikerjakan secara purposive sampling yakni daerah Tlogo MasJl. Tlegawarna Tlgomas Lowokwaru Jawa Timur, Indonesia. Pemilihan lokasi ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar orang yang membaca Koran atau media cetak khsusnya diera perkembangan teknologi.
3.3       Waktu Penelitian
            Wkatu penelitian ini dilaksanakan mulai Juli 2013 di daerah Tlogo MasJl. Tlegawarna Tlgomas Lowokwaru Jawa Timur, Indonesia.
3.4       Fokus Penelitian
            Pembahsan ini akan diangkat dari eksistensi media cetak. Peneliti akan melakukan fokus pada peran media cetak khususnya di era perkembangan teknologi komunikasi saat ini.
3.5       Sumber Data
            Data yang akan diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang akan dikumpulkan dari data-data yang diperoleh dari masyarakat yang masih menggunakan media cetak, arsip, dan berbagai sumber data resminya.



3.6       Informan
            Selanjutnya untuk memilih dan menentukan informan, penelitian ini akan menggunakan Snowball Sampling yang menurut Lincoln dan Guba (1985:233) bahwa dalam bentuk sampling ini seorang peneliti mengindentifikasi, dalam cara apapun seseorang dapat melakukan, sejumlah kecil kelompok fenomena yang seseorang ingin diuji (teliti). Dengan anggota (kelompok) ini digunakan untuk mengidentifikasikan yang lain lagi. Dengan cara ini untuk menentukan informan-informan yang dapat memberika informasi sebagaimana diharapkan dalam penelitian ini.
3.7       Teknik  Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategisdalam penelitian, karena tujuan utama penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi data skandar data yang ditetapkan. Sugiyono(2008).
            Maka teknik pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu :
3.7.1    Interview (Wawancara)
            Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2008). Mengemukakan bahwa anggapan yang harus dipegang oleh peneliti sebagai berikut:

a.       Subyek (Responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b.      Apa yang ditanyakan oleh subyek adalah benar dan dapat dipercaya.
c.       Interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
3.7.2    Observasi
            Nasution (dalam Sugiono, 2008) menyatakan bahwa Observasi adalah dasar semuailmu pengetahuan. Para ilmuan dapat bekerja hanya berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
3.8       Teknik Analisa Data
            Menurut Bogdan dan Biklen (1982:145) merupakan suatu proses pememriksaan (searching) dan pengatursn transkip wawancara,catatan lapangan, dan material lain yang peneliti akumulasikan untuk meningkatakan pemahamannya terhadap data dan kemungkinan peneliti mempersentasikanapa yang ditemukan orang lain.
            Menurut Nasition (dalam Sugiono, 2008) menyatakan “ analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan maslah, sebelum terjun di lapangan, dan berlangsung terus sampai terus penulisan hasil penelitian.
            Berdasarkan analisa data diatas, maka pekerjaan data dalam pembahsan ini adalah SWOT. Yang kegunaannya untuk mengindentifikasikan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan hambatan khsusnya peran media cetak.
Nuruddin, 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Ilmu Komunikasi I Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2012. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Malang: Brawijaya.
Rivers L. William dkk. 2004. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media.
Apriani, Y.,2013. Perkembangan Empat Era Komuikasi di Indonesia [online]. Tersesdia di : http://komunikasi.us/indek.php/matakuliah/media-converegence/12-response-paper-ptk-2012/247-perkembangan-empat-era-komunikasi-di-indonesia. [diakses pada tanggal 10 Mei 2013]
Aprilia, I., 2012. Era Komunikasi Cetak [online] Tersedia di: http://komunikasi.us/index.php/mata-kuliah/rcm/12-response-paper-ptk-2012/85-era-komunikasi-cetak [diakses pada tanggal 10 Mei 2013]
Sabrina, A. B., 2012. Perkembangan Empat Era Komunikasi di Indonesia. [online]. Tersedia di : http://komunikasi.us/index.php/matakuliah/media-convergence/12-response-paper-ptk-2012/249.perkembangan-era-komunikasi-hingga-kini [diakses pada tanggal 20 Mei 2013]
Sandi, S., 2012. Sejarah Perkembangan Teknologi komunikasi dari zaman praaksara hingga zaman internet.

1 komentar:

  1. Merkur | Design | Merkur Design | Merkur Rake - Xn - Xn
    Merkur Rake. The Merkur Rake. Merkur Rake. Merkur Rake. Merkur หารายได้เสริม Rake. Merkur Rake. Merkur 메리트 카지노 주소 Rake. 바카라 Merkur Rake. Merkur Rake.

    BalasHapus